Candlestick

Puncak dari shadow atau bayangan atau ekor atas adalah nilai high. Pangkal dari shadow atau bayangan atau ekor bawah adalah nilai low. Nah, dengan begitu, dari sebuah candlestick, kita bisa tahu: nilai high-low-closed, juga akan tahu kekuatan buy-sell, volume transaksi dalam rentang waktu (time frame) yang bersangkutan dan dari situ tahu kecenderungan trend yang terjadi. Secara umum ada 2 type candlestick, yaitu hijau dan merah, masing-masing panjang dan pendek.

Semakin panjang body candlestick, semakin kuat tekanan buy-sell yang terjadi. Mari kita amati hubungan antara type candlestick dengan trend pada chart berikut:

Candlestick yang berbody hijau menunjukkan bahwa harga ditutup dengan nilai di atas open sehingga kecenderungan secara umum terjadi trend naik. Demikian sebaliknya. Selanjutnya, kita perlu mengenal juga berbagai macam candlestick dan kecenderungan yang akan timbul dalam pergerakan chart. Beberapa type candlestick yang perlu ketahui antara lain:

Spinning tops
Kalau spinning top ini terjadi, berarti tidak banyak lagi buyer atau seller yang beraksi, sehingga cenderung akan terjadi reversal atau trend berbalik, setidaknya untuk sementara waktu.

Marubozu
Kalau marubozu nampak di chart, berarti buyer (kalau candle putih) atau seller (kalau candle hitam) sangat dominan, sehingga trend yang terjadi (naik-kalau putih atau turun-kalau hitam) cenderung kuat. Sebenarnya variasi dari bentuk candlestick masih banyak lagi, kita akan tahu kecenderungan yang akan terjadi dengan kemunculan masing-masing bentuk candlestick dengan rajin mencermati chart dan memperhatikan kecenderungan trend yang berhubungan dengan kemunculan bentuk candlestick yang nampak pada chart.

Ok, sampai di sini dulu yaa. Kita akan lanjut bahasan tentang indikator-indikator lainnya pada artikel mendatang.

Posted in Analisa Teknikal.